Cara Pertolongan Pertama Pada Perawatan Kecantikan Dalam Kasus Renjatan (Shock), Luka Dan Perdarahan, Asfiksia, Dan Keracunan
Salam
cerdas….. Pertolongan ini dimaksudkan untuk memberikan ketenangan pada
korban, mengurangi rasa takut dan kegelisahan, dan mengurangi kemungkinan
terjadinya bahaya yang lebih serius. Ketepatan tindakan pertolongan pertama
sangat mempengaruhi penyembuhan, cepatnya penyembuhan bahkan dapat menyelamatkan
jiwa korban.
Pertolongan
pada perawatan kecantikan ini berhubungan dengan kasus renjatan (shock), luka
dan perdarahan, asfiksia, dan keracunan.
1.
Renjatan (shock)
Renjatan
(shock) adalah keadaan payah peredaran darah yang ditandai dengan nadi yang lemah
dan cepat, pernapasan yang cepat dan dangkal, perasaan takut dan gelisah, rasa
haus dan lemah, kulit yang dingin dan pucat, serta kesadaran yang menurun
sehingga penderita mengacuhkan keadaan sekelilingnya.
Untuk
mengatasi renjatan, segera lakukan tindakan berikut :
a) Korban diletakkan
terlentang, kepala lebih rendah dari pada kaki.
b) Seluruh tubuh
diselimuti untuk melawan kehilangan panas tubuh.
c) Jika korban masih
sadar dan dapat dapat menelan, segera beri minuman hangat yang tidak
beralkohol, missal the hangat manis.
d) Jika korban
pingsan, usahakan agar segera siuman dengan menyurungkan uap amoniak di bawah
hidungnya.
2.
Luka dan Perdarahan
Umumnya
tiap luka menimbulkan perdarahan. Perdarahan itu dapat terjadi ke luar atau ke
dalam rongga-rongga badan.
Perdarahan
ke luar, diatasi dengan :
a) Pembalut tekanan.
Luka ditekan erat-erat dengan kain kasa steril atau dengan sapu tanagan yang
baru diseterika; perdarahan dari vena dan perdarahan ringan dapat segera
dihentikan. Perdarahan pada anggota badan (lengan dan tungkai) dapat berhenti
lebih cepat lagi dengan meletakkan anggota abadan yang bersangkutan ke atas.
b) Jika dengan
pembalut tekanan setelah 5 menit, perdarahan belum berhenti, usahakan mengatasi
perdarahan dengan menekan arteri di tempat pembuluh itu melintasi tulang pada
tempat terdekat dari luka ke arah jantung. Selekas perdarahan berhenti. Diberi
pembalut tekanan, lalu tekanan pada arteri berangsur-angsur dihentikan.
c) Memakai tuniket
(jerat yang diputar), jika perdarahan pada lengan atau kaki tidak dapat
dihentikan dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.
Perdarahan
ke dalam, dapat terjadi karena cedera atau karena penyakit pada alat-alat
tubuh, seperti paru-paru, lambung, hati, limpa, atau usus. Darah dapat mengisi
rongga-rongga badan atau masuk ke dalam rongga alat-alat dalam. Pada hal
terakhir, darah dapat keluar sewaktu penderita batuk, muntah, atau sewaktu
buang air besar. Hal demikian dapat menimbilkan terjadinya renjatan (shock).
Upaya penanganannya, secepat mungkin minta pertolongan dokter.
3.
Asfiksia
Asfiksia
dapat terjadi karena hambatan penyeluran udara pernapasan dari luar (cekikan,
jerat pada gantung diri, dan tenggelam), atau karena penyumbatan saluran
pernapasan oleh benda asing di dalam tenggorok, batang tenggorok, atau cabang
tenggorok.
Pada
asfiksia karena sebab-sebab dari luar, penyebabnya segera dijauhkan dari
penderita. Jika pernapasan telah berhenti, segera lakukan pernapasan buatan.
Pada korban asfiksia karena tenggelam, segera beri bantuan pernapasan buatan,
jangan membuang waktu dengan usaha-usaha untuk mengeluarkan air dari badannya.
Jika asfiksia disebabkan kemasukan benda asing ke dalam saluran pernapasan,
maka jorban dianjurkan membungkuk atau diletakkan telungkup dengan kepala dan
bahu ke luar dari tempat tidur, kemudian pukul-pukul pada bagian punggungnya,
diantara kedua tulang belikat. Jika benda asing tidak juga keluar, segera minta
bantuan medis dan bila perlu selama dalam perjalanan dikerjakan pernapasan
buatan.
4.
Keracunan
Pada
keracunan melalui mulut diperlukan tindakan segera, karena makin lama racun
terdapat di lambung, maka racun akan menyebar ke dalam darah yang dapat
menimbulkan pusing, muntah-muntah, sakit perut, kejang-kejang, terkadang
mencret bahkan pingsan. Sambil menunggu pertolongan dokter, upayakan untuk
melarutkan racun dan mengeluarkan nya dari lambung dengan menyebabkan muntah,
kecuali jika racun yang tertelah itu adalah asam atau alkali keras.
Beberapa
cara untuk menyebabkan korban muntah, yaitu :
1) korban diberi
minum larutan air garam panas (1 sdt garam dapur dalam 1 gelas air panas),
2) korban diberi air
sabun (sepotong sabun yang dilarutkan dalam segelas air panas),
3) korban dikilik
kerongkongannya dengan jari telunjuk untuk membangkitkan refleks muntah.
Korban
harus tetap dijaga supaya suhu badannya tidak menurun (ditutupi selimut tebal).
Jika pernapasannya terhenti, segera lakukan pernapasan buatan. Jika racun dapat
dikeluarkan, korban diberi air minum segelas susu atau putih telur mentah (dari
2-5 butir telur dicampur dengan sedikit air).
Comments
Post a Comment