Tips Dan Cara Mengobati Diri Sendiri Karena Luka Bakar, Luka Sayat, Luka Tusukan, Tersengat Arus Listrik, Mata Kemasukan Benda, Pingsan Dan Patah Tulang
Salam
cerdas….. Kali ini Ceecant akan share tips dan cara mengobati diri sendiri
karena luka bakar, luka sayat, luka tusukan, tersengat arus listrik, mata
kemasukan benda, pingsan dan patah tulang.
1.
Luka Bakar
Atas
dasar berat ringannya akibat luka bakar terhadap tubuh, luka bakar digolongkan
menjadi :
a.
Luka bakar paling ringan dan hanya menyebabkan kemerahan
(eritema) kulit, rasa panas, sakit dan bengkak sedikit.
b. Luka bakar dengan gejala dan keluhan seperti luka bakar
ringan ditambah dengan terjadinya gelembung-gelembung atau lepuh, tetapi kulit
tidak mengalami kerusakan pada seluruh ketebalannya.
c. Luka kulit terbakar dan hangus pada seluruh ketebalannya,
terkadang menjadi arang (karbonisasi), bahkan mungkin alat-alat lebih dalam
seperti otot dan tulang yang turut hangus.
Tindakan
umum pada luka bakar diarahkan untuk mengurangi rasa sakit, mencegah terjadinya
infeksi, mencegah atau mengatasi kehilangan air berlebihan dari tubuh
(dehidrasi), dan pada luka bakar yang berat atau luas mencegah terjadinya
renjatan.
a.
Luka Bakar Karena Panas Api, Matahari atau Uap Air Panas
Pada
luka bakar ringan dan tidak luas, segera direndam atau dikompres air dingin
(air es). Usahakan agar air kompresan tetap dingin dengan selalu menggantinya.
Tindakan ini dilanjutkan sampai rasa sakit berkurang atau hilang. Hindari
pemakaian salep, mentega, minyak, atau vaselin terutama pada luka bakar yang
cukup parah. Seringkali zat-zat demikian harus dihilangkan dulu, karena akan
menghambat perawatan yang tepat dan bisa menimbulkan rasa sakit.
Luka
bakar ringan dan luka bakar berlepuh setelah direndam air dingin, cukup ditutup
dengan kain kasa steril. Lepuh tidak boleh dipecahkan atau dikempiskan, karena
tindakan demikian memungkinkan terjadinya infeksi, kecuali bila lepuh tersebut
mengganggu terlaksananya fungsi-fungsi tertentu. Dalam hal ini lepuh dapat
ditusuk dengan kain kasa steril yang mengandung betadine. Pada luka bakar
paling parah, perhatikan tindakan yang dilakukan jangan sampai menyebabkan
infeksi.
b.
Luka bakar karena zat-zat kimia
Luka
bakar demikian biasanya disebabkan oleh asam keras atau basa keras. Kulit yang
terkena, langsung disirami dengan air bersih sebanyak-banyaknya untuk
melarutkan dan menghilang-kan zat kimia sebagai penyebabnya. Setelah itu
tindakan pertolongan pertama sama dengan tindakan pada luka bakar karena api.
2.
Luka sayat
Luka
sayat tidak boleh dicuci dengan air, karena tindakan demikian dapat memasukkan
bibit penyakit ke dalam jaringan tubuh. Biarkanlah perdarahan berlangsung
sejenak, sehingga luka dibersihkan sendiri oleh darah yang mengalir keluar,
kemudian teteskan larutan merkurokrom atau betadine ke dalam luka, dan tutuplah
luka dengan kain kasa steril. Pada luka sayat yang ternganga lebar dan disertai
perdarahan yang tidak berhenti segera minta pertolongan dokter. Luka pada
kepala biasanya disertai perdarahan deras. Ini dapat diatasi dengan menekankan
kain kasa atau sapu tangan steril erat-erat kepada luka selama 3-5 menit.
3.
Luka tusukan
Luka
demikian biasanya kecil, tetapi dapat amat dalam. Mungkin juga tusukan itu
melukai alat-alat dalam rongga dada atau rongga perut. Pada keadaan demikian
luka hanya ditutup dengan kain kasa steril dan korban segera dibawa ke dokter
atau ke rumah sakit.
4.
Tersengat arus listrik
Arus
listrik yang melewati tubuh seseorang dapat menimbulkan renjatan listrik.
Karena itu keadaan alat-alat perawatan kecantikan yang menggunakan arus
listrik, harus selalu diperhatikan, supaya kerusakan kecil pun segera
diketahui. Pada renjatan listrik, korban akan pingsan, pernapasannya terhenti,
kadang terjadi luka bakar uang hebat, dan seringkali dijumpai perdarahan dari
pembuluh darah kulit halus pada tempat masuk dan keluarnya arus listrik.
Hubungan
antara korban dan pengantar arus listrik segera harus diputus, misal dengan
mencabut stopkontak, memutar sakelar, atau melepaskan sekering. Jika arus
listrik tidak dapat diputuskan, maka korban harus dilepaskan dari alat atau
penghantar arus listrik yang menempel padanya. Sewaktu melaksanakan tindakan
ini, penolong harus berpijak di tempat yang kering dan terdiri atas bahan
non-konduktor, sehingga tidak dapat dilalui arus listrik, tangan penolong
dibungkus. Dengan sebatang kayu yang kering dan cukup panjang, kawat listrik
dijauhkan dari korban atau korban ditarik pada pakaiannya untuk menjauhkan dari
penghantar arus listrik. Setelah kontak dengan arus listrik terlepas, lakukan
pernapasan buatan, jika korban tidak dapat bernapas.
5.
Mata kemasukan benda
Periksalah
mata dengan mengangkat kelopak atas mata ke atas, dan menarik kelopak bawah
mata ke bawah. Bila benda itu berupa kotoran yang terlihat pada permukaan dalam
kelopak mata, maka dapat diusahakan untuk mencoleknya keluar dengan menggunakan
kain bersih (ujung sapu tangan) yang telah dibasahi dengan air bersih. Bila
benda itu terdapat pada kelopak mata, jangan berusaha untuk mengangkatnya.
Tutuplah mata dengan pembalut steril dan korban segera dibawa ke dokter.
6.
Pingsan
Korban
dibaringkan telentang dengan kepala lebih rendah daripada tubuhnya. Perhatikan
kebebasan jalan pernapasan korban. Lepaskan atau longgarkan pakaiannya dan
usahakan korban siuman dengan menyurungkan larutan amoniak di bawah hidungnya.
Bila korban terbangun dari pingsannya, segera beri minum kopi atau teh hangat.
Bila korban pingsan lebih dari 2 menit, sebaiknya ditutup dengan selimut agar
tubuhnya tetap hangat, dan segera minta pertolongan dokter.
7.
Patah tulang
Patah
tulang ada yang tertutup dan ada yang terbuka. Pada patah tulang tertutup,
kulit tetap utuh, tetapi pada patah tulang terbuka, ujung-ujung tulang yang
patah menusuk kulit, sehingga kelihatan keluar.
Tanda-tanda
patah tulang yaitu sakit pada tempat patah terutama kalau digerakkan atau ditekan,
gerakan seringkali tidak dapat dilakukan, terjadi pembengkakan setempat, lengan
atau tungkai yang mengalami patah tulang, lebih pendek daripada sisi yang lain.
Sebelum
korban dibawa ke rumah sakit, ia dibaringkan terlentang dan ditutupi selimut
untuk menghindari terjadinya renjatan. Jika ada perdarahan, harus segera
dihentikan. Segera lakukan fiksasi kedua bagian tulang yang patah dengan
memakai bidai. Balutan bidai harus kuat, tetapi tidak boleh berada pada tempat
yang patah.
Comments
Post a Comment